Ekonomi

Lagi dan Lagi, Permasalahan Jaringan Dipersoalkan

Aceh Barat – Persoalan jaringan internet yang lemah kembali menjadi sorotan. Kali ini, keluhan datang lagi dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan warga Gampong Gleng, Kecamatan Sungai Mas. Masalah yang berulang di berbagai pelosok Aceh Barat ini mempertegas bahwa akses digital masih menjadi kemewahan bagi sebagian masyarakat.

“Kami sangat terganggu dengan kondisi jaringan di sini. Pelaporan logbook, komunikasi dengan dosen pembimbing, bahkan pencarian ide program kerja, semuanya tersendat,” ujar As Adinnas, Ketua KKN Gampong Gleng, Senin (29/7).

Seperti mengulang kisah lama, warga Gampong Gleng juga menghadapi realitas serupa. Jaringan yang lemah disebut telah berlangsung bertahun-tahun tanpa perbaikan yang berarti. Dua menara telekomunikasi berdiri di wilayah Sungai Mas, namun sinyal tetap lemah dan tidak stabil.

Dokumentasi Mahasiswa KKN Bersama Anggota gampong

“Sudah lama kami harus naik bukit hanya untuk sekadar mendapatkan sinyal. Padahal hampir semua urusan desa sekarang bergantung pada jaringan,” kata Junaidi, Keuchik Gampong Gleng.

Buruknya jaringan tak hanya menghambat mahasiswa dan perangkat gampong, tapi juga memukul sektor pendidikan, usaha kecil, hingga layanan publik. Anak-anak kesulitan mengikuti pelajaran daring, pedagang sulit berkomunikasi dengan pelanggan, dan administrasi desa pun menjadi lambat.

Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya, keluhan serupa juga muncul dari sejumlah kecamatan lain di Aceh Barat, mulai dari Woyla hingga Pante Ceureumen. Semua dengan pola yang sama: infrastruktur ada, layanan tak berjalan.

Masyarakat kini mendesak agar Pemerintah Kabupaten Aceh Barat segera merespon persoalan ini. Mereka menuntut adanya langkah konkret dan koordinasi serius dengan penyedia layanan telekomunikasi.

“Kami di pelosok seperti dilupakan. Sudah terlalu lama menunggu perubahan, tapi tidak pernah terjadi,” ujar Muntasar, pemuda Gampong Gleng.

Di tengah kampanye transformasi digital oleh pemerintah pusat, berulangnya persoalan jaringan di berbagai wilayah Aceh Barat menjadi tamparan. Bagi masyarakat seperti di Gampong Gleng, sinyal bukan lagi soal kenyamanan, tapi kebutuhan dasar yang terus mereka perjuangkan.

Redaksi

Recent Posts

Putar Musik di Tempat Usaha, Wajib Bayar Royalti?

Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menegaskan setiap pelaku usaha yang memutar musik di…

18 jam ago

BI Luncurkan Payment ID, Transaksi Digital Terhubung ke NIK Mulai 17

Jakarta – Sistem keuangan digital Indonesia akan memasuki era baru. Tepat pada 17 Agustus 2025,…

2 hari ago

Bendera One Piece Berkibar Jelang HUT RI ke-80, Simbol Perlawanan atau Aksi Provokatif?

Jakarta - Menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, simbol bajak laut fiksi One Piece…

3 hari ago

Serapan Anggaran Aceh Seret, Puluhan SKPA Alami Deviasi Negatif

Aceh – Realisasi serapan anggaran Pemerintah Aceh hingga akhir Juli 2025 tercatat masih jauh dari…

4 hari ago

DPR Setujui Abolisi Tom Lembong, Kejagung: Kami Akan Pelajari

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengusulkan pemberian abolisi kepada mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong…

5 hari ago

Truk Batu Bara Diduga Kuasai Solar Subsidi, Warga Minta Pertamina Tindak SPBU Nakal

Meulaboh – Antrean panjang kendaraan kembali terlihat di sejumlah SPBU di wilayah barat Aceh, Kamis,…

5 hari ago

This website uses cookies.