Suara Publik

Dinilai Langgar MoU Helsinki, Pembangunan Batalyon Baru Ditolak Massa di Banda Aceh

Banda Aceh, 7 Juli 2025 — Ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Aceh Menggugat (GRAM) menggelar aksi demonstrasi damai di depan Kantor Gubernur Aceh, Senin (7/7/2025). Aksi dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berlanjut hingga menjelang waktu Zuhur.

Massa menyuarakan sejumlah tuntutan utama, di antaranya, penolakan pendirian empat batalyon militer baru di Aceh, desakan pencopotan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, serta pencabutan izin tambang di kawasan hutan lindung. Selain itu, massa juga menuntut pengembalian tanah wakaf Blang Padang dan mendesak kepastian hukum soal simbol bendera bulan bintang sebagai identitas Aceh.

Koordinator Lapangan, Yulinda Wati, menegaskan bahwa pembangunan empat batalyon baru bertentangan dengan semangat perdamaian dalam MoU Helsinki yang ditandatangani pada 2005. “Ini bentuk militerisasi yang hanya akan membuka kembali luka lama masyarakat Aceh,” ujarnya, dikutip dari theacehpost.com.

Nama Mendagri Tito Karnavian disorot dalam orasi sebagai pihak yang dianggap bertanggung jawab atas konflik batas wilayah empat pulau di Aceh Singkil yang sempat diklaim Sumatera Utara. Selain mendesak pencopotannya, massa juga meminta pengembalian tanah wakaf Blang Padang yang kini dikuasai Kodam Iskandar Muda, agar dikembalikan kepada Masjid Raya Baiturrahman sebagai pemilik sah, sebagaimana dilaporkan AJNN.net.

Isu agraria dan lingkungan turut menjadi sorotan. Massa menolak izin HGU PT Bumi Flora di Aceh Timur dan mendesak pencabutan izin tambang di kawasan hutan lindung. Di sisi lain, mereka kembali mengangkat tuntutan legalisasi pengibaran bendera bulan bintang sebagai simbol identitas Aceh.

Hingga pukul 12.05 WIB, massa masih bertahan di depan gerbang Kantor Gubernur Aceh. Aparat kepolisian dan Satpol PP membentuk barikade ketat untuk mencegah massa masuk ke area kantor. Karena akses ke halaman ditutup, massa menutup salah satu jalur jalan utama dari arah pusat kota menuju Darussalam, menyebabkan kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi, menurut laporan Tubinnews.com.

Redaksi

Recent Posts

Urgentsi Kelestarian Alam Dalam Upaya Mewujudkan Aceh Selatan Maju

Tonicko Anggara, aktivis Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam (LEPPAMI) mengemukakan pendapatnya mengenai izin…

4 hari ago

Pemuda Pidie Jaya Desak Tindakan Tegas atas Dugaan Kekerasan oleh Wakil Bupati

Pidie Jaya, 30 Oktober 2025 — Kejadian dugaan pemukulan terhadap Kepala Dapur MBG Yayasan Pionir…

2 minggu ago

DPMPTSP Aceh Barat Luncurkan “BINVEST ANYWHERE”: Edukasi Investasi Kini Hadir di Ruang Publik

Meulaboh — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Barat meluncurkan program…

4 minggu ago

Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Aceh : Mengukir Sejarah Baru Prestasi Di Internasional Indonesia Open Fencing Championships

Banda Aceh, 12 Oktober 2025 – Mahasiswa Fakultas Hukum Qayla Shabira Yolanda raih Prestasi di…

1 bulan ago

DPMPTSP Aceh Barat Luncurkan “Binvest Anywhere”: Ngobrol Investasi di Mana Saja, Mulai dari HUT Meulaboh

Meulaboh — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh Barat memperkenalkan cara…

1 bulan ago

H. Teuku Ali Devi Resmi Dilantik Sebagai Anggota Dewan Ekonomi Aceh: Dorong Transformasi Ekonomi Aceh ke Arah Hijau dan Digital

Banda Aceh — Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, melantik jajaran Dewan Ekonomi Aceh (DEA) dalam sebuah…

1 bulan ago

This website uses cookies.