Meulaboh, Aceh Barat – Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadheil, S.H., dianugerahi penghargaan Top Leader Transformation pada malam puncak Luminary Award WANGSA 2025 yang digelar di Desa Langung, Kecamatan Meureubo, Jumat malam. Penghargaan tersebut diberikan sebagai pengakuan atas peran Said dalam mendorong perubahan tata kelola pemerintahan dan membuka ruang kolaborasi antara dunia usaha, pemuda, dan masyarakat lokal.
Said Fadheil dikenal memiliki rekam jejak yang tidak biasa. Sebelum meniti karier di pemerintahan, ia membangun reputasi sebagai pengusaha muda dengan jaringan nasional. Kesuksesan di tingkat nasional itu menjadi bekal penting ketika ia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahiran dan terjun ke dunia politik lokal. Pilihan tersebut, menurut banyak pengamat, mencerminkan komitmennya untuk membawa pengalaman dan perspektif baru ke Aceh Barat.
Ketua Yayasan Wahana Generasi Aceh (WANGSA), Jhony Howord, mengatakan penghargaan ini menyoroti pentingnya keberanian pemimpin muda untuk kembali dan berkontribusi di daerah.
“Said Fadheil menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional lahir dari kemauan untuk pulang dan membangun. Ia membawa cara pandang yang segar dari pengalaman nasional ke kebijakan lokal,” ujarnya.
Sejak dilantik sebagai wakil bupati, Said dikenal aktif memperkuat keterhubungan antara pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal, mendorong investasi, serta memberi perhatian pada partisipasi generasi muda dalam pembangunan. Pendekatan yang memadukan wawasan bisnis dan kebijakan publik ini dipandang sebagai salah satu pembeda kepemimpinannya.
Luminary Award WANGSA 2025, yang sekaligus menandai peresmian pusat literasi dan pemberdayaan masyarakat Rumoh Rakyat, merupakan ajang tahunan yang memberikan penghargaan kepada individu dan institusi yang dinilai membawa dampak nyata dalam pembangunan sosial, pendidikan, dan ekonomi daerah.
Pengakuan terhadap Said Fadheil menegaskan peran pemimpin muda dalam mempercepat transformasi daerah. Keputusannya untuk meninggalkan kenyamanan karier nasional demi membangun Aceh Barat menjadi contoh bagaimana pengalaman luar dapat menjadi modal penting dalam mendorong kemajuan di tingkat lokal.


