Peresmian PT PBS, Titik Awal atau Ancaman Baru bagi Keseimbangan Alam dan Sosial?

ilustrasi PT PBS

Aceh Barat, 8 Juli 2025 — Pabrik karet remah milik PT Potensi Bumi Sakti (PBS), anak usaha Arsari Group, resmi beroperasi di Desa Glee Siblah, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat. Peresmian dilakukan oleh Direktur Utama Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo, bersama Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar, dan Bupati Aceh Barat Tarmizi.

Pabrik ini dibangun di atas lahan 25 hektar dan memiliki kapasitas olah hingga 100 ton karet kering per hari, atau 30.000 ton per tahun. Mesin pengolah mampu memproses 10 ton karet basah per jam. Biaya operasional harian diperkirakan mencapai Rp4 miliar. Informasi ini dilansir dari aceh.antaranews.com.

 

Pabrik Serap 200 Pekerja, Ribuan Warga Berebut Peluang

 

Terlepas dari kendala pembangunan yang memakan waktu lebih dari satu dekade, pabrik karet remah milik PT Potensi Bumi Sakti kini mulai menyerap tenaga kerja lokal. Dari total kapasitas kerja yang ditargetkan mencapai 600 orang, hingga saat ini perusahaan baru menampung sekitar 200 karyawan. Dalam operasionalnya, pabrik ini didukung mesin berkapasitas 10 ton karet basah per jam—setara 5 ton karet kering—dengan output maksimal 100 ton karet kering per hari, atau sekitar 30.000 ton per tahun. Biaya operasional harian pabrik disebut mencapai Rp4 miliar.

Tingginya harapan warga terhadap pabrik ini terlihat sejak tahap rekrutmen awal dibuka. Dari 120 posisi yang tersedia, lebih dari 4.000 pelamar tercatat mendaftar. Antusiasme besar itu sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan di Aceh Barat yang masih tertekan. Menurut Bupati Aceh Barat, Tarmizi, dari total 209 ribu penduduk, sekitar 5.300 di antaranya tergolong pengangguran terbuka—atau setara 17,6 persen.

Pemerintah kabupaten berharap kehadiran industri karet ini mampu memperluas lapangan kerja, menekan tingkat pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara bertahap, sebagaimana di langsir dari tirto.id.

 

Pajak dan Manfaat Daerah Jadi Sorotan

 

Selain soal ketenagakerjaan, keberadaan pabrik juga menyinggung pentingnya tata kelola fiskal. Sejumlah kalangan mendorong agar seluruh kendaraan operasional PBS menggunakan pelat nomor Aceh Barat, bukan luar daerah. Tujuannya jelas: agar pajak kendaraan bermotor (PKB) dan retribusi lainnya masuk ke kas daerah, bukan bocor ke provinsi lain.

Dalam laporan yang sama, disebutkan pula bahwa potensi fiskal dari kendaraan operasional industri tambang dan pabrik di Aceh Barat belum dimaksimalkan. Banyak kendaraan berat menggunakan pelat luar daerah, menyebabkan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang signifikan setiap tahun.

 

Janji Program Sosial dan Efek Ekonomi Turunan

 

Pihak perusahaan menyebut akan meluncurkan program pemberdayaan masyarakat, mulai dari bantuan bibit karet unggul, pengembangan peternakan rakyat, budidaya ikan air tawar, hingga dukungan untuk UMKM sekitar kawasan operasional. Namun publik menanti bukti implementasi nyata di lapangan. Informasi ini dilansir dari jabtoday.co.

Selain itu, kehadiran pabrik juga dinilai akan mendorong pertumbuhan sektor jasa di sekitar area tambang seperti transportasi, katering, dan bengkel. Peluang ekonomi turunan ini diperkirakan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja informal.

Dengan beroperasinya PT Potensi Bumi Sakti, Aceh Barat mencatat tonggak baru dalam pembangunan industri berbasis karet. Namun masyarakat kini mengawasi, apakah investasi ini akan tumbuh sebagai mesin ekonomi riil atau hanya menambah daftar panjang proyek yang gagal menjangkau akar persoalan: pekerjaan, harga jual, dan kesejahteraan.