Meulaboh, Aceh Barat – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, Hj. Siti Ramazan, S.E., meraih penghargaan Inspirator Kepemimpinan Perempuan pada malam puncak Luminary Award WANGSA 2025 di Desa Langung, Kecamatan Meureubo, Jumat malam. Penghargaan ini diberikan oleh Yayasan Wahana Generasi Aceh (WANGSA) sebagai pengakuan atas kiprah dan dedikasi Siti dalam membuka jalan kepemimpinan perempuan di Aceh Barat.
Dikenal akrab dengan sapaan Kak Ti, Siti Ramazan mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menjabat Ketua DPRK Aceh Barat. Pencapaiannya tidak hanya menjadi simbol kemajuan representasi perempuan dalam politik lokal, tetapi juga membuktikan bahwa kepemimpinan berbasis inklusivitas dapat berjalan efektif di tengah dinamika politik daerah.
Di bawah kepemimpinannya, DPRK Aceh Barat menunjukkan kinerja yang lebih terbuka terhadap aspirasi masyarakat. Siti dikenal tegas namun dialogis, mendorong transparansi kebijakan, memperkuat peran pengawasan dewan, sekaligus memastikan kebijakan daerah berpihak pada kepentingan publik, termasuk isu-isu penting seperti pemberdayaan perempuan, kesejahteraan keluarga, dan pendidikan.
Ketua Umum WANGSA, Jhony Howord, menyebut Siti sebagai teladan bagi generasi muda dan perempuan Aceh yang ingin berperan dalam politik.
“Kak Ti telah membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan dapat memberikan warna baru dalam pengambilan kebijakan. Ia membawa perspektif inklusif dan keberanian untuk memastikan suara masyarakat, khususnya perempuan, terwakili dengan baik,” ujar Jhony.
Dalam pernyataannya, Siti Ramazan menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi dorongan untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat sekaligus membuka lebih banyak ruang bagi perempuan dalam politik.
“Penghargaan ini adalah bukti bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama dalam memimpin dan mengambil keputusan. Saya berharap semakin banyak perempuan Aceh Barat yang berani tampil dan berkontribusi dalam pembangunan daerah,” kata Siti.
Penghargaan Inspirator Kepemimpinan Perempuan menempatkan Siti Ramazan sebagai figur yang tidak hanya memecahkan batas gender, tetapi juga menginspirasi lahirnya generasi pemimpin perempuan berikutnya. Di tengah tantangan sosial dan politik, keberhasilannya memimpin DPRK Aceh Barat menjadi simbol perubahan yang membawa pesan kuat: partisipasi perempuan adalah kunci bagi pemerintahan yang lebih adil, inklusif, dan berorientasi pada masa depan.
