HIMMA UTU Gelar Nobar Tragedi 1998: Dari Layar ke Ruang Rasa

Meulaboh – Dua puluh tujuh tahun setelah reformasi, gema perlawanan mahasiswa 1998 kembali diputar—kali ini lewat layar kecil di Rumoh Rakyat, Meulaboh. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA) Universitas Teuku Umar menggelar nonton bareng film dokumenter Tragedi Jakarta 1998, Jumat malam, 3 Oktober 2025. Sekitar lima puluh mahasiswa hadir dalam acara bertajuk “Nobar Isu, Diskusi Rasa.”

Namun malam itu bukan sekadar nostalgia. Setelah layar padam, ruang pun menghangat oleh percakapan. Ketua Yayasan Wahana Generasi Aceh (Wangsa), Jhony Howord, bersama Ketua DPM Ekonomi UTU, Zikri Marpandi memantik diskusi tentang relevansi gerakan mahasiswa 1998 dengan kondisi sosial hari ini.

“Perlawanan dulu lahir dari keberanian membaca kenyataan. Hari ini, keberanian itu diuji oleh keacuhan,” ujar Jhony dalam diskusi yang berlangsung hampir dua jam.

korban tragedi 1998

Ketua HIMMA, Gusti Fernandi, menegaskan kegiatan ini bukan ajang hiburan semata. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya menonton, tetapi membaca isu dengan jernih dan berani menyuarakan kepedulian,” katanya.

Melalui Nobar Isu, Diskusi Rasa, HIMMA mencoba mengembalikan fungsi kampus sebagai ruang refleksi sosial. Bahwa advokasi tak selalu hadir di jalanan, tapi juga bisa tumbuh di ruang-ruang kecil tempat mahasiswa belajar merasakan ulang arti perjuangan.

Program ini menjadi bagian dari bidang advokasi HIMMA UTU—sebuah upaya menyalakan kembali nalar kritis generasi kampus di tengah derasnya arus pragmatisme.